Saham Mlpl Punya Siapa

Video: Emiten Garmen Golden Flower Ekspansi Ke Sektor Healthcare

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham pengendali emiten bank, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mengubah namanya dari sebelumnya PT NTI Global Indonesia menjadi PT Aladin Global Ventures.

Dalam keterangan yang disampaikan Direktur Operasional BANK Basuki Hidayat dan Direktur Bisnis Mohammad Riza, di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perubahan nama pemegang saham pengendali ini tidak mengubah pemegang saham pengendali terakhir atau ultimate beneficial owner (UBO) Bank Aladin Syariah.

"Tidak ada dampak yang ditimbulkan atas disampaikannya informasi fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perusahaan," tulis manajemen BANK, dikutip Senin (27/9/2021).

Seperti diketahui, sampai dengan 31 Agustus 2021, NTI Global tercatat memiliki 60,43% saham Bank Aladin. Selanjutnya, 19,97% dimiliki Bortoli International Ltd, Kasai Universal Inc sebesar 6,16% dan pemegang saham publik sebesar 13,44%.

Bank Aladin melantai perdana di bursa pada 1 Februari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp 103 per saham. Dalam 6 bulan terakhir, saham perseroan sudah meroket 16,23% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 40,78 triliun.

Saat itu Bank Aladin masih memakai nama Bank Net Syariah Indonesia, dari sebelumnya bernama Maybank Syariah.

Seperti diketahui, dalam prospektus IPO Bank Aladin, di balik nama NTI Global, ada pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) alias beneficial ownership yakni pengusaha bernama John Dharma J Kusuma. Nama John Dharma J Kusuma terkait dengan salah satu raksasa rokok Tanah Air asal Kudus, Jawa Tengah.

Dari beberapa literatur artikel dan situs resmi terkait, John adalah salah satu petinggi dari PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), pabrik rokok dengan merek Minak Djinggo dan Class Mild. Saat ini perusahaan menduduki posisi kelima dalam industri rokok terbesar di Indonesia.

Situs resminya mencatat, Nojorono Kudus, merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia. Nojorono (baca: No-Yo-Ro-No) didirikan pada 14 Oktober 1932 oleh Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay dan berpusat di Kudus, Jawa Tengah.

Secara berkala dimulai pada 1990, tongkat estafet dipercayakan kepada generasi ketiga keluarga Nojorono, yakni Stefanus JJ Batihalim, Harsono Djuhadi, John D Kusuma, Arifin Pamudji, dan L Surya Djuhadi.

Kini, John adalah pemegang saham terakhir NTI Global dan pengendali Bank Net Syariah.

Meski demikian, Managing Director Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata, mengatakan tidak ada hubungan afiliasi antara PT Nojorono Tobbaco International dan PT NTI Global Indonesia.

"Ini confirm saya katakan, tidak ada hubungan antara NTI Global dengan Nojorono Tobbaco International. Hingga saat ini kami tidak punya unit usaha yang bergerak di sektor keuangan," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/9/2021).

Saksikan video di bawah ini:

Riwayat Pembagian Dividen Saham MLPL

Saham MLPL telah absen membagikan dividennya sejak tahun 2018. Berikut ini riwayat pembagian dividen saham MLPL, di mana saham ini terakhir membagikan dividennya pada tahun 2017 dengan jumlah 2,4 per saham.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.

Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Jakarta, CNBC Indonesia - Connery Asia Limited beberapa waktu lalu mengumumka pembelian saham PT Multipolar Tbk (MLPL) dari PT Inti Anugerah Pratama (IAP), entitas Grup Lippo selaku pemegang saham pengendali.

Connery telah melakukan pembelian sebanyak 1,05 miliar saham milik perseroan. Nilai itu setara dengan kepemilikan 7,2% dengan harga pelaksanaan Rp 555 per saham pada 7 Juni 2021 dengan tujuan investasi dan status kepemilikan langsung. Nilai transaksi ini mencapai Rp 583 miliar.

Tak hanya itu, pada 3 Juni 2021, IAP yang sahamnya dimiliki oleh keluarga Riady juga melepas 650 juta saham kepada Connery dengan harga pelaksanaan Rp 450 per saham. Dengan demikian, nilai penjualan 650 juta saham MLPL tersebut senilai Rp 292,50 miliar.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Multipolar, Connery Asia Limited adalah perusahaan investasi yang berkedudukan di British Virgin Islands dan beralamat di 3rd Floor, J&C Building, PO Box 362, Road Town, Tortola Virgin Islands (British), VG1110. Perusahaan tersebut adalah perusahaan afiliasi PT Inti Anugerah Pratama.

"Latar belakang dan tujuan dari transaksi tersebut bersifat hanya penataan dan restrukturisasi internal," ungkap Multipolar, dikutip Jumat (11/6/2021).

Manajemen menegaskan, tidak terdapat sinergi operasional yang diharapkan oleh perseroan dari perubahaan pemegang saham tersebut.

Dengan demikian, pemegang saham perseroan saat ini ialah, PT Inti Anugerah Pratama (IAP) dengan kepemilikan 9,74 miliar saham atau sebesar 66,47%. Connery Asia Limited mengenggam kepemilikan sebesar 1,70 miliar atau 11,61%. Sisanya, pemegang saham publik sebesar 21,92%.

Saat ini BEI masih melakukan penghentian sementara perdagangan saham Multipolar. Otoritas bursa melakukan suspensi atas saham MLPL pada sesi pertama perdagangan Selasa kemarin (8/6/2021), di pasar reguler dana pasar tunai.

Kebijakan penghentian sementara perdagangan ini disebabkan karena telah terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham perusahaan milik grup Lippo tersebut.

Untuk diketahui, saat ini saham MLPL berada pada harga Rp 675/saham setelah pada perdagangan Senin (7/6/2021) kemarin ditutup menguat 17,39%. Dalam sepekan terakhir saham ini sudah menguat 41,21%. Sedang dalam 6 bulan terakhir saham ini sudah menguat hingga 850,70%.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Transformasi Digenjot, BJBR Incar Ekspansi Bisnis Luar Jabar

Friday, October 11, 2024       14:42 WIB

Multipolar Tbk adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha melalui perusahaan anak antara lain dalam bidang jasa telekomunikasi, teknologi informasi, perdagangan umum termasuk perdagangan impor, ekspor, interinsuler, lokal dan ritel (eceran), jasa pengembangan dan pengelolaan properti / real estate, serta jasa penyewaan ruang dalam bangunan.

Lini bisnis utama perusahaan di segmen ritel adalah PT Matahari Putra Prima Tbk yang merupakan peritel multiformat modern yang mengoperasikan jaringan ritel hipermarket Hypermart, gerai grosir SmartClub, supermarket Foodmart yang terdiri dari Foodmart Primo untuk segmen premium dan Foodmart Fresh untuk produk segar berkualitas, Boston Health and Beauty untuk produk perawatan dan kesehatan pribadi, convenience store FMX, dan e-commerce melalui aktivitas online-to-offline (O2O). Matahari Department Store (MDS), sebagai pionir konsep department store modern di Indonesia merupakan department store pilihan untuk segmen kelas menengah yang menyediakan berbagai pilihan produk fashion, produk kecantikan dan barang keperluan rumah tangga. Anak usaha perusahaan lain di segmen ritel, PT Gratia Prima Indonesia (GPI), mengoperasikan jaringan toko buku Books and Beyond (B&B), yang menawarkan berbagai koleksi buku, mainan, serta alat tulis impor dan lokal dalam konsep gerai modern. Anak usaha perusahaan PT Matahari Graha Fantasi (MGF) mengelola jaringan pusat hiburan keluarga Timezone yang menawarkan pengalaman bermain game arcade.

Segmen Telekomunikasi Multimedia Teknologi (TMT) dijalankan melalui PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), yang memberikan layanan dan solusi TI komprehensif; dan PT First Media Tbk (FM), entitas asosiasi perusahaan yang merupakan perusahaan induk dari sejumlah anak perusahaan yang berfokus pada telekomunikasi dan jaringan infrastruktur, serta jaringan layanan TV berbayar yang dapat memproduksi dan menyiarkan konten sendiri. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen arsip, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MMI), memberikan layanan di bidang manajemen kearsipan, data komputer, dokumen berharga, dokumen elektronik, dan penghancuran dokumen yang aman. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen properti, PT Nadya Putra Investama (NPI) dan PT Matahari Pacific (MP), mengelola pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen. Anak usaha perusahaan, PT Brilliant Ecommerce Berjaya mengoperasikan platform berbasis web yaitu Mbiz, yang menyediakan solusi total procurement yang terintegrasi secara penuh dengan B2B e-commerce marketplace dan solusi e-procurement.

Multipolar Tbk adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha melalui perusahaan anak antara lain dalam bidang jasa telekomunikasi, teknologi informasi, perdagangan umum termasuk perdagangan impor, ekspor, interinsuler, lokal dan ritel (eceran), jasa pengembangan dan pengelolaan properti / real estate, serta jasa penyewaan ruang dalam bangunan.

Lini bisnis utama perusahaan di segmen ritel adalah PT Matahari Putra Prima Tbk yang merupakan peritel multiformat modern yang mengoperasikan jaringan ritel hipermarket Hypermart, gerai grosir SmartClub, supermarket Foodmart yang terdiri dari Foodmart Primo untuk segmen premium dan Foodmart Fresh untuk produk segar berkualitas, Boston Health and Beauty untuk produk perawatan dan kesehatan pribadi, convenience store FMX, dan e-commerce melalui aktivitas online-to-offline (O2O). Matahari Department Store (MDS), sebagai pionir konsep department store modern di Indonesia merupakan department store pilihan untuk segmen kelas menengah yang menyediakan berbagai pilihan produk fashion, produk kecantikan dan barang keperluan rumah tangga. Anak usaha perusahaan lain di segmen ritel, PT Gratia Prima Indonesia (GPI), mengoperasikan jaringan toko buku Books and Beyond (B&B), yang menawarkan berbagai koleksi buku, mainan, serta alat tulis impor dan lokal dalam konsep gerai modern. Anak usaha perusahaan PT Matahari Graha Fantasi (MGF) mengelola jaringan pusat hiburan keluarga Timezone yang menawarkan pengalaman bermain game arcade.

Segmen Telekomunikasi Multimedia Teknologi (TMT) dijalankan melalui PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), yang memberikan layanan dan solusi TI komprehensif; dan PT First Media Tbk (FM), entitas asosiasi perusahaan yang merupakan perusahaan induk dari sejumlah anak perusahaan yang berfokus pada telekomunikasi dan jaringan infrastruktur, serta jaringan layanan TV berbayar yang dapat memproduksi dan menyiarkan konten sendiri. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen arsip, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MMI), memberikan layanan di bidang manajemen kearsipan, data komputer, dokumen berharga, dokumen elektronik, dan penghancuran dokumen yang aman. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen properti, PT Nadya Putra Investama (NPI) dan PT Matahari Pacific (MP), mengelola pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen. Anak usaha perusahaan, PT Brilliant Ecommerce Berjaya mengoperasikan platform berbasis web yaitu Mbiz, yang menyediakan solusi total procurement yang terintegrasi secara penuh dengan B2B e-commerce marketplace dan solusi e-procurement.

Ajaib.co.id – Perusahaan berbasis informasi dan teknologi (IT) menjadi perhatian investor karena peranannya yang kian vital di tengah-tengah masyarakat. Bahkan otoritas bursa membuat indeks sektor khusus yaitu indeks teknologi. Salah satu konstituennya adalah PT Multipolar Tbk, dengan kode saham MLPL, anak usaha Grup Lippo.

Multipolar didirikan tahun 1975 di bawah naungan Lippo Group dengan menyediakan layanan dan solusi TI kompehensif yang. MLPL bermitra dengan perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia semisal Cisco, Dell, F5, Google, HPE, IBM, Lenovo, Microsoft, NCR, Nutanix, Oracle, dan VMware.

MLPL memiliki pelanggan Bank BUKU 4 dan bank-bank swasta ternama, perusahaan telekomunikasi terkemuka, serta berbagai perusahaan terdepan di industri keuangan, pemerintahan, layanan kesehatan, pendidikan, migas, ritel, dan manufaktur.

MLPL Merapat Ke Gojek Tokopedia (GOTO)

Kabar bahwa Grup Lippo merapat ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ternyata bukan isapan jempol belaka.

Hal ini terlihat dari GoTo yang telah menjadi salah satu pemegang saham entitas Grup Lippo yakni PT Multipolar Tbk. (MLPL) sebesar 4,8 persen pada Oktober 2021. GOTO membeli sebagian saham MLPL yang dimiliki oleh PT Inti Anugerah Pratama.

Selain di MLPL, GOTO sebenarnya juga menjadi salah satu pemegang saham anak usaha Lippo lainnya yakni PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) sebesar 6 persen. Adapun,

Grup Lippo tampak memanfaatkan kedekatannya dengan GOTO untuk mempercepat digitalisasi layanan di perusahaan ritel modernnya. Salah satu buktinya adalah ketika MPPA yang merupakan pengelola Hypermart, bekerja sama dengan anak usaha GOTO yakni Gojek untuk meluncurkan 31 toko virtual pada Juli 2021 lalu.

Baca Juga: Daftar Saham di Bursa yang Terafiliasi dengan GoTo.

Kinerja Saham MLPL Dilihat Dari Laporan Keuangannya

Berikut ini riwayat kinerja saham MLPL dalam 4 tahun terakhir.

Dilansir dari Kontan, PT Multipolar Tbk (MLPL) membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang 2023. Laba bersih entitas Grup Lippo berhasil tumbuh dua digit, yang ditopang oleh kenaikan pendapatan dan efisiensi beban.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MLPL mencapai Rp172,04 miliar selama 2023. Ini meningkat 13,77% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp151,22 miliar.  Raihan tersebut salah satunya didorong oleh kenaikan top line MLPL. Pendapatan bersih Multipolar naik 0,41% YoY menjadi Rp10,96 triliun di 2023 dari Rp10,91 triliun selama 2022.

Rinciannya penjualan eceran dan distribusi mencapai Rp6,93 triliun yang turun 1,66% secara tahunan. Pendapatan dari teknologi informasi terkoreksi 3,85% YoY menjadi Rp3,49 triliun.

Terakhir pendapatan dari administrasi saham dan lainnya berkontribusi sebesar Rp778,35 miliar pada 2023. Pos pendapatan ini melonjak 60,21% secara tahunan dari Rp485,81 miliar di 2022. Meski pendapatan naik tipis, tetapi beban pokok penjualan barang dan jasa MLPL ikut menyusut. Pos ini turun 1,23% secara tahunan menjadi Rp8,87 triliun di 2023 dari Rp8,98 triliun.

Di samping itu, total aset Multipolar per 31 Desember 2023 mencapai Rp13,08 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 0,05% secara tahunan dari Rp13,08 triliun per 31 Desember 2022.  Total liabilitas MLPL juga menyusut 1,16% YoY menjadi Rp8,39 triliun per 31 Desember 2023. Di sisi lain, total ekuitas MLPL meningkat 2,29% secara tahun menjadi Rp4,69 triliun per 31 Desember 2023.